Monday, 21 Dec 2015 - 16:46:27
Foto: Liputan6.com
CIKANEWS/perbankan - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengucurkan minimal sebesar Rp6,72 triliun untuk proyek minyak dan gas bumi pada 2016.
Dalam rangkaian acara Media Gathering SKK Migas di Cirebon, Minggu, 20 Desember 2015 kemarin, Senior Vice President of BRI Oil, Gas, and Energy Desk Amam Sukriyanto menuturkan, pihaknya mempertahankan target kredit untuk proyek migas pada tahun depan. Target itu sama dengan realiasi penyaluran kredit sektor migas dari BRI pada tahun ini.
"Saya sendiri berharap pertumbuhannya sama atau minimal lebih baik dari tahun 2015," ucapnya.
Amam memaparkan pertumbuhan tersebut terus meningkat semenjak dibentuk divisi khusus penanganan sektor Migas pada tahun 2010 untuk mendukung kemandirian energi.
Pada awal terbentuknya pembiayaan industri migas, BRI mencatatkan pembiayaan kredit sebesar Rp2,155 triliun dengan plafond Rp3,627 triliun atau 59 persen pencapaian pada tahun 2011.
Pertumbuhan pembiayaan kredit sektor industri minyak dan gas bumi (migas) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) meningkat sebanyak 106 persen dari tahun 2014 atau sebesar Rp11,204 triliun pada 2015.
"Kita melihat sektor migas pasti sangat potensial dalam jangka panjang. Maka kita buat desk khusus untuk menangani kredit di sektor migas. Ini terbukti, awal kita buka tahun 2011 tersalurkan Rp 2,15 triliun, 2014 Rp 5,429 triliun, di 2015 lompat jadi Rp 11,2 triliun," Jelas Amam.
Amam menyebutkan, hampir seluruh kredit terdistribusi pada korporasi kakap yang menjadi Kontraktor Kontrak Kerjasama (K3S). Kredit yang disalurkan sebesar Rp 16,19 triliun dengan nilai pinjaman rata-rata di atas Rp 50 miliar, dan sisanya Rp 1,05 triliun oleh ritel menengah sektor migas.
Amam melanjutkan, sebenarnya jika harga minyak tak turun drastis seperti saat ini, angka kredit yang bisa disalurkan jauh lebih besar lagi daripada yang terealisasi saat ini. Menurutnya, BRI akan fokus pada kredit sektor kelistrikan jika harga minyak belum juga membaik pada tahun depan.
Apalagi, pemerintah juga tengah mengejar agar pembangunan pembangkit listrik semakin masif melalui Program 35 Ribu Megawatt (MW). Sehingga, kebutuhan kredit di sektor pembangkitan listrik ini cukup tinggi.
BRI juga menyimpankan dana cadangan untuk realisasi lapangan migas pasca selesainya kegiatan operasi Tanggung Jawab Penutupan Tambang (abandonment site and restoration/ASR). Dana ASR yang tersimpan di BRI tercatat sebesar Rp 3,43 triliun.
Di acara yang sama, Kepala Divisi Manajemen Resiko dan Perpajakan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Soeroso menuturkan, “Selain BRI, ada dua bank lain yang dilibatkan. "Ada tiga bank nasional, yakni BRI, BNI, dan Mandiri," kata dia.
Menurut data SKK Migas, Bank BRI, Bank Mandiri, dan Bank BNI memiliki dana cadangan investasi US$ 766 juta tahun ini untuk membiayai sektor migas. Perinciannya adalah senilai US$ 255 juta dari BRI, US$ 249 juta dari Bank Mandiri, dan US$ 260 juta dari Bank BNI.
(KML)